Cantik?
Cantik? Cantik itu seperti apa?
Mungkin saat ini banyak kalangan yang beranggapan bahwa canti itu seperti yang ditampilkan wanita-wanita di televisi. Tapi, lebih dari itu, sebenarnya definisi dari cantik menurut jiwa idealis gue ga sesempit itu.
Lalu seperti apa?
Jika bertanya kepadakaum pria, mungkin cantik itu adalah seperti yang terlihat di televisi. Rambut hitam tebal tergerai indah, kulit putih dan bersinar, hidung mancung, mata besar, dan postur yang proporsional.
Namun akan berbeda jika kita bertanya kepada kaum wanita. Mayoritas dari mereka pasti akan menjawab dengan jawaban ideal, seperti; cantik itu adalah bagaimana seseorang membawa diri, cantik terlihat dari kecerdasan seseorang, ataupun cantik adalah ketika seorang wanita memiliki rasa percaya diri serta dapat merawat diri dengan baik.
Tidak percaya? Silakan melakukan percobaan. Gue bisa menyimpulkan hal tersebut, bukan karena gue pernah secara sengaja melakukan riset mengenai hal tersebut. Namun, kesimpulan itu datang berdasarkan referensi yang gue temukan--mungkin setiap hari--sampai saat ini.
Mengapa bisa ada perbedaan pandangan seperti itu?
Mungkin kalian pernah mendengar pendapat yang mengatakan bahwa pria memang diciptakan sebagai makhluk visual, sedangkan wanita diciptakan dengan visual-sense yang lebih lembut, serta lebih merasakan menggunakan hati. Menurut gue, ya, pendapat itu mungkin saja benar karena telah melalui proses penelitian panjang dan melibatkan banyak kalangan ahli. Atau mungkin saja, kaum wanita menjawab seperti itu karena mereka adalah wanita. Hahaha ngerti ga? Ok, now, lemme share my opinion (just my own opinion, no offense).
Perbedaan pendapat dan deskripsi "cantik" dari dua gender yang berbeda, menurut gue, disebabkan oleh banyak faktor. Faktor terbesar yang memengaruhi hal tersebut menurut gue adalah media yang ada di sekeliling kita. Setiap hari tidak ada di antara kita yang unconnected from the media. Setiap hari banyak sekali pesan-pesan, yang secara tidak sadar, masuk dan "melekat" di otak kita. Salah satunya adalah terpaan media mengenai penggambaran atau definisi "wanita cantik" secara umum.
Coba lihat. Hampir semua merek produk kecantikan menggunakan talent yang memiliki karakter fisik seperti yang digambarkan oleh kaum pria; rambut hitam tebal tergerai indah, kulit putih dan bersinar, hidung mancung, mata besar, dan postur yang proporsional. Jarang sekali--atau bahkan tidak ada--produk yang menampilkan talent berkebalikan dengan ciri-ciri tersebut. Kalaupun ada talent berkulit gelap, penggambaran pesannya akan tetap sama, yaitu gelap yang eksotis, punya mata indah, hidung mancung, rambut berkilau, dan bibir yang sempurna. Jika dideskripsikan ke dalam seorang figur, mungkin seperti Titi Rajo Bintang ataupun Beyonce. Namun, menurut gue, hanya sedikit pria yang mengatakan bahwa kedua figur tersebut cantik.
Hal-hal tersebut lah yang menurut gue merupakan penyebab adanya persepsi dan deskripsi "cantik" seperti yang sekarang tertanam di otak kita.
Mengapa demikian?
Seperti yang telah gue katakan sebelumnya, menurut hasil penelitian, pria adalah makhluk visual (terlampir), sedangkan wanita memiliki visual-sense yang lebih halus dibandingkan dengan pria. Based on that studies, didukung dengan terpaan media yang terus menerus mengirimkan pesan ke dalam otak kita, serta media-media yang mayoritas menggunakan media visual, maka terbentuklah persepsi dan definisi "wanita cantik" seperti yang beredar saat ini. Karena pria lebih menekankan pada sisi visual, dengan didukung oleh gambaran visual "wanita cantik" yang diberikan oleh media, maka terciptalah definisi cantik menurut pria. Sedangkan wanita, karena mereka menggunakan visual-sense secara lebih halus, maka terpaan media tersebut tidak terlampau memengaruhi definisi mereka. Namun sekali lagi, mungkin saja mereka memiliki definisi seperti itu, karena mereka adalah wanita hahaha sekali lagi, ngerti ga? Hmmm.
Berpaling dari analisis dan kesimpulan seadanya di atas, tak dapat dipungkiri bahwa satu hal pasti yang berkembang saat ini yaitu, cantik adalah seseorang yang memiliki rambut hitam tebal tergerai indah, kulit putih dan bersinar, hidung mancung, mata besar, dan postur yang proporsional. Persepsi nyata tersebut--yang menurut gue termasuk eksploitasi terhadap wanita--ternyata bisa memberikan dampak negatif, terutama bagi kaum wanita itu sendiri.
Saat ini berapa banyak wanita yang menginginkan dirinya "cantik" seperti yang dideskripsikan secara umum? Berapa banyak wanita yang terobsesi dengan "kecantikan" media dengan melakukan berbagai cara, seperti operasi pelastik, implant, dll? Dan.......berapa banyak wanita yang memiliki low self-esteem akibat dari definisi umum tersebut?
Mungkin salah satunya adalah gue. Entah mengapa, saat ini gue sedang sangat merasakan low self-esteem tersebut. Gue merasa tingkat kepercayaan diri gue luntur, tur, tur. Hahahaha. Mungkin gue terkena dampak dari definisi "cantik" yang sekarang sedang beredar. Atau mungkin ada faktor lain? Ya seperti yang kita ketahui bersama, gue ga memiliki karakter "wanita cantik" secara umum seperti yang "mereka" katakan. Jauh sih hehehe sebenarnya gue oun sedih, kenapa gue bisa sampai merasakan hal seperti ini.
Menurut yang gue rasakan, dari low self-esteem ini bisa menyebar dan berdampak luas. Salah satu yang paling terlihat adalah "membandingkan". Seseorang dengan low self-esteem mengenai kecantikan--pada awalnya--, mereka akan selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang disekitar. Begitu mereka tersadar kalau dirinya "tertinggal", semakin lama akan semakin menyebar luas. Hmm begini, mungkin pada awalnya mereka hanya merasa rendah diri dalam hal rupa fisik dengan lingkungan sekitar, namun, ketika melihat lebih jauh lagi, muncul-lah berbagai statement dan faktor-faktor lain yang semakin memperburuk self-esteem mereka. Bisa dalam hal kemampuan, pengalaman, pencapaian, atau apapun itu. Gue juga bingung sih apa yang harus gue lakukan kalau udah kayak gitu hahahaha
Yaudalah segitu aja. Ntar makin ngelantur!
Bye!
Appendix:
"In men, the dominat perceptual sense is vision, which is typically not the case with women. All of woman's sense are, in some respects, more finely tuned than those of a man."
"....Women are not excited by a picture of male genitalia by itself. Men like female genital close-ups in porn magazines because it is a thing to which they can imagine doing things."
(http://www.netnanny.com/learn_center/article/165/)
The other article says:
"The emotion control center of the brain, the amygdalam shows significantly higher levels of activation in males viewing sexual visual stimuli than females viewing the same images, according to a Center for Behavioral Neuroscience study led by Emory University psychologists Stephan Hamann and Kim Wallen. The finding, which appears in the Aprill edition of "Nature Neuroscience," demonstrates how men and women process visual sexual stimuli differently, and it may explain gender variations in reproductive behavior."(http://www.sciencedaily.com/releases /2004/03/040316072953.htm)
ps; selain dari ke dua link di atas, gue pernah mendapatkan materi mengenai ini dalam mata kuliah Sosiologi Komunikasi, pada semester 3, dengan dosen bernama Dra. Rosy Tri Pagiwati, MA.
0 comments