Acceptance

by - 2/15/2015

Hello! Happy New year!

Gue ingin berbagi nih..

Sedari dulu banyak sumber yang mengatakan bahwa dunia kuliah itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dunia kerja. Saat itu, gue belum sampai ke pemahaman itu. Gue malah bertanya-tanya, "memang seperti apa sih?"

Sampai pada akhirnya gue merasakan sendiri dan berada di dalam dunia yang mereka bilang 'kejam' hahaha

Tanpa ingin menyudutkan atau mendiskreditkan orang-orang tertentu, gue ingin berbagi cerita.

Suatu hari Ayah gue pernah bilang kalau apa yang kita pelajari di kampus itu nantinya hanya 50-60% saja yang bisa diaplikasikan ketika sudah memasuki dunia kerja. Dan lagi-lagi, saat itu gue hanya bertanya-tanya, "apa iya?"

Jawabannya "iya."

Kebanyakan freshgrad memang masih idealis. Ga sedikit freshgrad yang menangis karena tekanan kerja. Bahkan banyak yang punya niat utk resign pada bulan2 awal bekerja. Gue pun dulu gitu, karna menurut gue , kita masih terbiasa dengan hal2 yang nyaman dan terkendali. Dengan hal2 yang memang 'sudah biasa'. Padahal kenyataannya, dunia kerja itu rumit. Kita ga bakal bisa mengendalikannya secara mulus sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Saat ini gue merasa sisi idealisme gue--yg notabene masih cukup kuat karena freshgrad haha--sangat tertantang. Di sini gue harus menemukan realita bahwa dunia sebenarnya bukanlah seperti dunia ideal yang selama ini bisa kita inginkan dan rencanakan. Di sinilah seseorang seharusnya bisa mulai merubah diri. Merubah diri seperti apa? Yg gue rasakan sih yaitu perubahan dalam hal "acceptance."

Sebenarnya, acceptance lah yang paling dilatih bagi semua orang yang baru memasuki dunia kerja, menurut gue.

Menerima jika dikritik
Menerima lingkungan yang gak selamanya bisa senyaman yang diinginkan
Menerima kenyataan bahwa dunia ini terdiri dari berbagai macam individu dari budaya yang berbeda. Bukan hanya suku, namun budaya lingkungan yang membesarkannya.
Menerima bahwa apa yang pada saat di perkuliahan kita anggap paling tepat, ternyata lain hal jika sudah di dunia kerja.
Menerima kalau ilmu yang bisa terpakai hanyalah 50-60% saja
Menerima untuk didikte dan dilatih untuk menerima.
Menerima bahwa di setiap perusahaan rata-rata setiap atasan adalah 'benar'. Ya seperti di perkuliahan saja. Kadang ada dosen yang punya aturan 'dosen selalu benar'
Menerima kalau marak terjadi kecemburuan sosial yang kata salah satu dosen gue disebut dengan "sikut-sikutan".
Menerima tipikal orang-orang yang kadang tidak sama perilakunya antara di depan dan di belakang.

Mungkin begitulah yang gue rasakan setelah gue masuk di dunia kerja selama 5 bulan (oh yeaaasshh ini baru 5 bulan dan gue sudah harus belajar menerima semua itu. Belum kebayang gimana tahun2 berikutnya) hahaha

Dari penerimaan itu, itulah yang bisa membuat perubahan di dalam diri. Apa saja? Bisa lebih work hard, sabar, bijaksana, dan lebih baik ke depannya. Lebih baik dalam hal bagaimana?
Begini.
Misalnya, lo punya atasan yang kurang friendly, jutek, dan seringkali memaksakan kehendak. Dari situ lo harus bisa belajar menerima, namun, lo harus mengambil sisi positifnya. Bagaimana? Lo sudah merasakan gimana gak enaknya diarahkan tapi sambil dijutekkin. Nah dari situ lo jadi bisa belajar bahwa di masa depan, jika lo udah sampai di posisi itu, lo gak bisa berperilaku seperti itu ke staff2 lo. Mungkin gambarannya seperti itu.

....

Jadi inti dari semuanya, saat ini gue masih dalam rangka memahami seluk beluk 'kehidupan', 'bersosial', dan 'orang dewasa' sebelum kelak gue menjadi orang dewasa yang sesungguhnya. (Sok banget hahaha)

Karena waktu berjalan maju, maka menurut gue, gue gak boleh menyia2kan itu dengan banyak mengeluh dan terlalu merasa2 seluruh keadaan yang gue rasakan. Yg ada malah gabisa struggle hehe anggap aja semua itu latihan. Ibarat naik gunung. Gak semua jalan ke puncak itu mulus, karena akan selalu ada tantangan di dalamnya.

Andddd....good luck, then!

Semoga kita semua bisa meraih mimpi dan cita-cita kita masing2 :)

You May Also Like

0 comments