• HOME
  • ABOUT
  • THOUGHTS
  • TRAVEL STORIES
  • CONTACT
Instagram LinkedIn Facebook Twitter Pinterest Tumblr

Ashila Ramadhani

"Hidup tuh apa sih?"

Sering gak sih mikirin itu? Gue? Gabisa dihitung berapa kali gue punya pikiran kayak gitu dari SD sampai sekarang. Biasa, anaknya emang suka mikirin hal gak penting kayak, "kenapa sih daun dan pohon mayoritas warnanya hijau dan coklat?" or "kenapa sih manusia bentuknya gini?" wkwk.

Saat ini yang sedang gue pikirkan adalah hidup adalah suatu permainan yang sangaaaaaaattttt besar yang diciptakan oleh Allah. Mungkin game masa kini juga terinspirasi dari kehidupan ini kali yah, terutama The Sims. Hahaha.


Sebenarnya, yang gue pikirkan, hidup itu cuma ada 3 perkara;
Lahir
Hidup
Mati

dan dalam hidup kita akan bisa dipastikan merasakan ini;
Melihat kelahiran
Melihat kematian


Jadi, sebenarnya esensi real-nya seperti apa? Jika di dalam Agama, kita adalah orang-orang terpilih yang harus menjalani dan mengambil esensi kehidupan ini seperti yang telah tercantum di dalam kitab suci Al-Qur'an. Berbuat baik, bersedekah, mengejar pahala, dan ridha Allah. Tapi di luar itu, adakah esensi lain dari "mengapa aku harus menjalani kehidupan yang hanya perkara lahir-melihat kelahiran-hidup-melihat kematian-lalu mati ini?" Ya, mungkin usia gue masih muda jadi masih mempertanyakan hal-hal yang kayak gini hahaha untung dari gue kecil, Ayah dengan sabar dan bijaksana selalu menjawab segala pertanyaan "Kenapa" gue hahaha (walaupun ujungnya gak pernah puas dengan jawabannya wkwk) tapi semoga seiring berjalannya waktu, gue bisa mencari ilmu mengenai pertanyaan dan keingintahuan gue itu. Aamiin.

Hmmm. Mungkin ada satu hal lagi,

"Apakah setelah kiamat akan ada kehidupan baru lagi? Apakah sebelum periode kehidupan gue kali ini, ada periode hidup yang lain? Apakah kiamat hanya terjadi satu kali, atau sudah berkali-kali?"

Hehehe. Wallahu alam.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hari ini, Rabu, 24 Juni 2014, 21.31, gerbong akhir, Commuter Line tujuan Bogor.

Satu minggu sudah bulan Ramadhan berlalu. Kesan? Sungguh berbeda. Sedih pada awalnya, namun ini termasuk salah satu fase kehidupan--yang mungkin semua orang akan merasakannya--.

Biasanya, sehabis buka puasa, rutinitas keluarga saya selalu membuka Al-Qur'an-nya masing2, melantunkan ayat-ayat Allah sembari menunggu waktu Isya tiba. 5 menit sebelum Adzan Isya dikumandangkan, kami--ayah-mama-saya-dan adik saya--, bergegas pergi ke Masjid untuk menunaikan shalat Isya yang disusul dengan Tarawih. Hampir rutin, jika memang saya tidak memiliki jadwal untuk berbuka puasa di luar. Nikmat rasanya. Sangat terasa sekali esensi dan euphoria bulan Ramadhan-nya. Karena hal itu, saya pun selalu menunggu-nunggu bulan Ramadhan, entah mengapa. Angin pun seperti menghembuskan udara yang berbeda di bulan suci ini.

----------

Hari Kamis lalu, tepat hari pertama Ramadhan.

Saya baru keluar kantor pukul 17.10 karena memang tidak ada kompensasi waktu pulang saat Ramadhan. Bergegas saya pulang karena berniat untuk shalat Tarawih di rumah. Namun sepertinya jalanan tidak mendukung (yah, jalanan Kuningan-Tebet memang tak pernah mendukung). Sehingga pada akhirnya, niat hanya tinggallah niat. Saya baru sampai rumah sekitar pukul 19.40, saat Masjid sedang ramai-ramainya dipenuhi oleh makmum yang ingin menunaikan ibadah Shalat Tarawih, saat sang imam sedang mengumandangkan ayat-ayat indah.

Masuk ke rumah, suasana berbeda. Sepi, terkunci, hening....... Hanya ada hidangan berbuka yang memang sudah disiapkan oleh Mama saya. Entah sedang melankolis atau memang masih adaptasi, seketika saya langsung merasa sedih.........

Sedih karena tidak bisa menyiapkan hidangan berbuka dan buka puasa bersama. Sedih karena tidak bisa Shalat Maghrib berjamaah. Sedih karena tidak bisa bersiap dan menuju Masjid bersama. Sedih karena.......tidak bisa menjalankan Tarawih bersama keluarga, apalagi pada hari itu terdengar jelas Ayah sedang memberikan kultum di sana. Tapi yang paling membuat saya merasa sedih adalah............pikiran-pikiran negatif yang membuat saya takut jika di tahun-tahun berikutnya saya tidak diizinkan lagi untuk menjalankan Ramadhan bersama orang tua. "Lalu, kapan lagi waktunya jika bukan tahun ini?"

Sontak saya pun langsung berkaca-kaca, menyadari bahwa betapa berharganya waktu. Saya harus bersyukur karena masih diizinkan menjalankan Ramadhan bersama di tahun-tahun sebelumnya, dan harus berusaha mengkualitaskan Ramadhan tahun ini bersama mereka.

----------
Entah lah tahun ini terasa sangat berbeda, mungkin karena baru kali pertama, belum terbiasa, dan belum bisa beradaptasi dengan keadaan baru yang sekarang. Cemen juga sih, gitu aja sedih, padahal kan "namanya juga hidup, berputar, ada siklusnya" hehehe untuk hari-hari dan tahun-tahun selanjutnya, Bismillah aja. Saya yakin ini hanya perihal waktu :")

Terima kasih yaAllah karena sudah mengizinkan saya untuk bisa merasakan kembali bulan Ramadhan di tahun ini.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Saya tidak bisa menyimpulkan. Saya pun juga tak mampu untuk memastikan. Namun apa yang saya perhatikan, segalanya seperti tak terelakkan. Ada apa gerangan yang sedang saya rasakan?

Saya dalam masa kebingungan, mungkin pula kegundahan. Segala yang saya inginkan, harus saya tahan sampai saatnya tiba dengan kesiapan. Kapan? Yang pasti sampai segala hal benar-benar sudah dipersiapkan.

Semoga semua dapat berjalan seperti yang selama ini saya dambakan.

Namun bilamana semua hal tak searah dengan yang telah diperjuangkan, yah apa boleh buat. Saya pun harus siap dengan segala kemungkinan dan mulai menyusun perencanaan lagi untuk masa depan yang kian dinantikan.

-Ashila, Sun, June 14th 2015. 02.30 A.M

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Hi, I'm Ashila Ramadhani, and welcome to my blog. Most of my previous posts were filled with my random thoughts, poems, and life-stories, but I'm trying to make this blog more meaningful :p from now on, I will fill it with my other (useful) thougts, my life-changing-experiences, my artworks, and my traveling experiences. Enjoy it!

Get Connected

  • LinkedIn
  • Facebook
  • Pinterest
  • Instagram

Categories

  • thoughts

recent posts

INSTAGRAM

@ashilaramadhani

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  July (2)
  • ►  2024 (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2016 (10)
    • ►  October (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ▼  June (3)
      • Hidup Tuh Apa Sih?
      • Berbeda
      • -an
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (3)
    • ►  December (3)
  • ►  2013 (14)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2011 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates