Critical Eleven; Kepuasan Berwisata?
photo source: http://www.bulgarianproperties.com/
No no no, saya bukan ingin menulis review tentang salah satu buku dari Ika Natassa yang berjudul sama dengan judul postingan saya kali ini. Namun, kali ini saya akan menulis mengenai that critical eleven dalam arti yang sebenarnya.
Critical eleven.
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat--tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing--karena secara statistik, 80% kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger. Begitu kata-kata Ika Natassa pada sinopsis bukunya. Yap! That's right and it's that I will write here.
Actually I won't fully write bout this critical eleven sih, tapi sesungguhnya akan saya kaitkan dengan aspek tourism. Jadi gimana?
Siapa di sini yang suka naik pesawat? Mungkin saya akan angkat tangan paling cepat dan semangat jika ada yang bertanya demikian. Iya, saya suka sekali naik pesawat. And the most awesome moment is that critical eleven!
Mungkin banyak orang yang bahkan membenci momen critical eleven. Namun berbeda dengan saya. Saya amat sangat suka dan excited dengan momen ketika pesawat akan terbang dan mendarat! Sepertinya mata saya tidak akan pernah melepas pandangan dari pemandangan di luar jendela ketika momen 11 menit menyenangkan itu terjadi. It's awesome! (Norak ya? Atau lebay? Alay? You decide.)
Saat ini, jika ditanya alasan saya melakukan traveling salah satunya adalah agar saya naik pesawat. Hahaha sounds weird, uh? Yap, mungkin sebagian dari kalian menganggap saya aneh, atau bahkan norak haha but it's true. Momen naik pesawat, especially that awesome critical eleven, adalah salah satu alasan utama saya untuk melakukan perjalanan :))) apalagi jika saya melakukan perjalanan itu seorang diri. Saya makin suka!
Ada banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan seorang diri itu, salah satunya adalah menambah teman. Salah duanya menambah ilmu melalui berbagai informasi menarik yang ditawarkan oleh inflight magazine. Terdengar sederhana, yah.
Ada banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan seorang diri itu, salah satunya adalah menambah teman. Salah duanya menambah ilmu melalui berbagai informasi menarik yang ditawarkan oleh inflight magazine. Terdengar sederhana, yah.
Saya bukannya tidak suka naik kereta. Malah suka banget karena bisa lihat pemandangan menyejukkan mata; sawah, sungai, kadang ada petani yang sedang menggembala kerbau. Lebih terasa "perjalanan"nya. Tapi, kereta tidak memiliki momen critical eleven tersebut. Itulah yang membedakan. Saya sendiri pun bingung, kenapa saya bisa sebegitu excited-nya ya? Apa karna saya suka permainan yang memacu adrenalin? Hahaha gak nyambung sih... (fyi, saya sangat suka ke Dufan dengan wahana favorit yaitu kora-kora. Hem, tapi bisa jadi ya)
Suatu hari saya berpikir, apakah ada banyak orang yang memiliki alasan traveling seperti saya, yang salah satu alasannya karena suka naik pesawat (atau moda transportasi lain)? Hahaha.
Sebenarnya, menurut saya sih, momen perjalanan itu adalah salah satu momen terpenting bagi suatu destinasi untuk melengkapi dan memengaruhi tingkat kepuasan maksimal dari suatu perjalanan seorang wisatawan. Karena, Eden (2005) menuturkan, transportasi merupakan bagian tak terpisahkan dari pariwisata. Dalam definisi sederhana, transportasi dapat diartikan sebagai perpindahan penumpang dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Ketika dikaitkan dengan bingkai pariwisata, transportasi dapat diartikan sebagai perpindahan wisatawan dari tempat tinggalnya ke wilayah di mana produk-produk wisata ditawarkan.
Mengacu definisi di atas, bagaimana pun, momen perjalanan dan pengalaman pariwisata akan dimulai dan diakhiri dengan transportasi. Itulah sebabnya, menurut saya lagi, karema keduanya berkaitan erat, trasportasi menjadi hal yang harus diperhatikan para pengembang pariwisata untuk meng-improve tingkat kepuasan para wisatawan hahaha (analisa ngasal).
Mengacu definisi di atas, bagaimana pun, momen perjalanan dan pengalaman pariwisata akan dimulai dan diakhiri dengan transportasi. Itulah sebabnya, menurut saya lagi, karema keduanya berkaitan erat, trasportasi menjadi hal yang harus diperhatikan para pengembang pariwisata untuk meng-improve tingkat kepuasan para wisatawan hahaha (analisa ngasal).
Jika atraksi sudah oke, namun perjalanan terhambat, secara tidak sadar akan memengaruhi kepuasan yang dirasakan seorang wisatawan, ya nggak sih? Tapi sekali lagi, itu hanya menurut pemikiran saya, ya..
Momen perjalanan itu sendiri bisa terdiri dari berbagai aspek, antara lain moda transportasi yang digunakan, keadaan lintasan yang dilewati, sistem dan jadwal (jika merupakan transportasi umum), serta keadaan fisik stasiun, bandara, ataupun terminalnya. Page dan Lumsdon (2004) setuju bahwa sistem transportasi dari destinasi tertentu memiliki pengaruh terhadap pengalaman pariwisata.
"It is impossible to consider tourism without transportation," ada sumber yang mengatakan seperti itu. Saya sih termasuk kelompok yang sangat setuju dengan statement di atas. Apalagi, jika pengembangan dan pembenahan aspek-aspek, seperti vehicles, infrastruktur, serta pelayanan dalam transportasi terus dilakukan. Hal tu dapat mempercepat perkembangan pariwisata di suatu daerah/negara.
Salah satu dosen saya pernah berbagi mengenai keunggulan pariwisata negara Singapura. Bisa dibilang Singapura itu negara yang sangat kecil. Namun, pemerintah di sana sangat cerdas dalam mengembangkan sektor pariwisatanya sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Dosen saya mengatakan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan pariwisatanya adalah Changi Airport yang dimilikinya. Bisa dibilang Changi Airport termasuk salah satu Airport terbaik di dunia, loh. Menurut dosen saya sih, banyak wisatawan yang ingin kembali ke Singapura karena "pintu gerbang utama"nya tersebut, karena kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh bandara megah itu.
Saya juga pernah membaca salah satu artikel yang mengatakan bahwa banyak negara yang berusaha membuat "pintu gerbang utama" nya semegah dan sekompetitif mungkin, terutama bagi negara yang memiliki potensi wisata yang beragam. Kompetitif di sini bisa dideskripsikan dengan kelengkapan teknologi terbarukan which will be able to overcome the burdens of peak times and compete in the industry where tough competition exists. Hemm, seperti itu...
Jadi konklusinyaaa, (sekali lagi ini bersifat subjektif ya karena saya belum melakukan riset secara komprehensif haha), jika "tourism packages" dipersiapkan dengan baik, termasuk di dalamnya masalah transportasi, maka perkembangan wisata di suatu daerah bisa semakin baik, karena kurvanya berbandin lurus. Pendapat saya ini tentunya bisa berbeda dengan pendapat orang-orang yang memang sangat suka jenis wisata "bolang", yang tidak terlalu mementingkan moda transportasi yang dipakai haha
eh tapi.......kalau dia mau ke daerah terpencil, awalnya kan harus pakai moda transportasi dulu ya toh, gak mungkin jalan kaki? hahaha
-AR-
Source:
http://enugustatetourismboard.com/p.php?u=transportation-role-in-tourism-developme&id=48
https://www.academia.edu/2628130/The_Importance_of_Transportation_in_Tourism_Sector
http://www.ukessays.com/essays/tourism/the-impact-of-air-transport-on-tourism-tourism-essay.php
0 comments