Berjalan

by - 1/06/2013

Mungkin saat ini beban itu tidak seberat dulu. Mungkin rasanya sudah memudar. Atau saya cukup berhasil untuk menetralkannya.


Namun keberhasilan itu tidak melalui proses yang mudah. Berbagai rintangan telah saya lewati. Tangis, pikiran-pikiran sempit. Mungkin berlebihan, tapi itulah kenyataan.


Beban itu sebenarnya cukup berat untuk dipikul oleh seorang wanita kecil yang sebenarnya belum cukup dewasa seperti saya. Saya dipaksa berpikir melebihi kapasitas yang saya miliki. Saya dipaksa bertindak melebihi kewajiban yang harus saya jalani. Saya kecil. Belum pantas untuk ini semua.

Namun apa daya. Ternyata kehidupan saya dan kehendak-Nya tidak sejalan dengan yang saya harapkan. Bisa dibilang 'dewasa sebelum waktunya'.

Saya bingung, bahkan mungkin lelah untuk menjelaskan semua. Menguraikan kata demi kata untuk menggambarkan apa yang sesungguhnya saya rasakan. Mungkin saya letih untuk selalu peduli terhadap diri saya sendiri. Kata orang, demi keberlangsungan kehidupan saya di masa mendatang. Saya lelah menopang beban itu. Membopongnya kemanapun saya berjalan. Walau di ruang hampa udara sekalipun, hal itu akan terus ada, tetap ada. Terlihat, dan nyata.


Namun kini saya cukup berhasil. Seperti yang saya katakan di awal.


Saya berhasil meringankannya. Saya berhasil memudarkannya.
Bagaimana?
Dengan berjalan lurus ke depan. Melihat cahaya terang yang menunggu saya di ujung terowongan. Dengan terus yakin dan percaya bahwa saya akan mencapainya. Tentunya harus dengan hati yang senang, dan riang.

Hilangkan semua keluh kesah. Berbahagialah. Anggap saja beban yang saya bawa adalah perbekalan yang sangat lengkap untuk cahaya di luar sana. Kelak beban itu akan berkurang. Kelak rasa berat itu akan memudar.

Semua ini perihal kesabaran dan kebesaran hati, keikhlasan, pengorbanan, dan bagaimana pembawaan diri. Semua ini perihal 'menuju kedewasaan'. Menuju kehidupan yang sesungguhnya.


Jangan lihat ke belakang. Jangan rasakan beban.
Berdoalah, dan terus berjalan.

You May Also Like

0 comments