Cahaya
Sudah beberapa tahun terakhir cahaya itu ada. Tetap bersinar tak pernah redup, apalagi padam. Bukan inginku untuk menjaganya tetap terang benderang. Namun ego hati yang selalu membiarkannya menyala.
Ada kalanya aku pun merasa silau. Namun apa daya, aku butuh cahaya. Aku harus menjaganya tetap bersinar. Bukan keinginan, namun kebutuhan.
Ingin rasanya kuredupkan. Tapi aku belum menemukan satu pun cara yang berhasil! Selalu saja gagal. Wah, ternyata aku belum menemukan tombol yang tepat untuk meredupkan dan mematikan cahaya itu.
Silau.
Cahayanya terlalu terang.
Kadang melihatnya pun enggan.
Kadang pula, tak cukup kuasa ku untuk hanya sekedar memandang.
Ia akan terus terjaga.
Menyala.
Bercahaya.
Sampai pada akhirnya nanti aku menemukan di mana tombolnya.
0 comments