• HOME
  • ABOUT
  • THOUGHTS
  • TRAVEL STORIES
  • CONTACT
Instagram LinkedIn Facebook Twitter Pinterest Tumblr

Ashila Ramadhani


Langit siang itu begitu berat,

menyimpan mendung yang tak kunjung tumpah.

Seperti ada kata yang ingin diucap,

tapi hanya tertahan di tenggorokan.


Udara menghangat,

angin berhenti bicara.

Semesta seolah menahan napas,

menunggu sesuatu yang tak kunjung jatuh.


Dan aku berdiri di bawahnya,

tak membawa payung,

tak pula berharap terang.

Hanya ingin tahu,

apakah rasa yang sebegitu penuh,

benar-benar bisa pergi

tanpa menjadi hujan.


Tapi ternyata bisa...


Awan membubarkan dirinya

dengan diam yang menyakitkan,

meninggalkan langit yang seolah tak pernah mengandung apa-apa.


Dan yang tersisa hanyalah tanah yang tetap kering,

dan seseorang yang akhirnya belajar:

tak semua yang gelap,

akan tumpah menjadi reda.


AR

18.06.24

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

Ada cerita yang sempat bersinggungan,

tapi tahu diri untuk tak saling menyentuh.


Bukan karena tak ingin,

tapi karena masing-masing paham arah yang dituju.


Beberapa pertemuan memang hanya ditakdirkan singkat.

Seperti bayangan yang lewat di sore hari; terlihat, tapi tak meninggalkan jejak.


Kita berjalan kembali ke hidup yang sudah tenang,

dengan peran yang jelas,

dan tanggung jawab yang tak bisa diganggu.


Tapi diam-diam,

ada jeda kecil yang tersimpan,

bukan untuk dibuka,

hanya untuk dikenang dalam sunyi;

bahwa pernah ada ruang

yang tak menjadi apa-apa,

namun tetap terasa.


Lalu semuanya kembali seperti semula.

Tidak ada yang berubah.

Kecuali diri kita, yang kini tau:


tidak semua yang bersinggungan,

perlu diteruskan.


AR

10.07.25


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Finally got my blogspot back! :"") kangen banget journaling di sini. Semoga bisa dirutinkan..

_______________


Dulu, pas kuliah pernah banget bertanya2 ke diri sendiri dan ke salah satu sahabat terdekat rahimahullah, gue aneh ya? Karena satu sisi suka bgt math & science tp satu sisi suka art & painting. Satu sisi suka analisa anything, sisi lain suka hal2 abstrak berdasarkan feeling dan intuisi. Lately I know ttg MBTI, dan pelan2 akhirnya menjawab satu2 pertanyaan2 random gue dari dulu.

Sebelum mulai notice dan aware tentang MBTI ini, dulu, beberapa kali, gue rutin konsul juga ke psikolog. Asking many whys. Knp hidup gue gini knp hidup gue gitu. Knp gue gini knp gue gitu, sesimple gue gak suka duduk di bagian tengah ruang kelas atau pesawat. Rasanya kayak "gak bisa nafas". Atau baju2 yg terlalu "gerah" or "ketat" atau tebal gue juga ga suka. Sama rasanya kayak pengap ga bisa nafas🤣 Gue juga ga suka suara2 tertentu. Atau hal kecil lain. Yg menurut orang lain biasa, tp itu annoying buat gue. Dan banyak hal remeh temeh lain yg bikin dari dulu selalu bertanya2 dan menganggap "gue aneh" bahkan sampe merasa gue ga punya temen, krn ekspektasi gue terhadap seseorang itu tinggi banget.

Gue ga suka yg gitu2 aja. Gue gak suka hubungan yg dangkal, obrolan dangkal, pertemanan yg gitu2 doang penuh basa basi. Tapi bagi gue, gak semua orang bisa memenuhi ekspektasi gue. Merasakan kepedulian dan sayang yg mungkin sedalam yg gue rasain. Tapi memang,  setiap orang pun juga punya preferensi masing2 juga kan dalam berhubungan dgn orang lain. Gue ga bisa bilang hal itu salah, perasaan gue yg bener. Gue ga bisa bilang juga temenan tuh harusnya deep kayak gini, or gitu. Ya gak juga krn tiap orang beda. MBTI orang beda. Gimana mereka melihat dunia juga beda. Tapi diri gue dari dulu tuh selalu mengemis2 akan hal itu. Pinginnya semua orang kayak gue. Bisa sayang dan empati dan peduli sedalam itu. But I had nothing. Makanya dari dulu mungkin banyak gak cocok sama gue, krn alasan itu.

Singkat cerita... Waktu itu ada satu momen di mana gue merasa udah ga bisa "connect" lagi ke diri sendiri, apalagi connect ke Allah. Yaudah akhirnya mutusin buat ke psikolog berharap tau lebih dalam dan menemukan benang merahnya. Dari pertemuan2 dgn psikolog itu, dulu, finally mulai menjawab pertanyaan2 gue sedari gue SD sampai dewasa. HSP (Highly Sensitive Person) it is. Yg mana bersatu dgn INFJ, yg mana dulu gue selalu menganggap diri gue aneh dan gak biasa. Tp ternyata memang betul gue gak biasa🤣🤣 krn cuma sedikit % populasi di dunia yg punya MBTI INFJ, ditambah lagi HSP. Lol.




Dulu gue selalu menganggap diri gue aneh, karena gak bisa berteman lama dengan orang. Entah guenya yg gak cocok atau dianya yg gak cocok karena mungkin gue penuh ekspektasi ttg hubungan yg deep. Tapi memang ternyata ada ya manusia kayak gini. Di dunia ini. Yg kayak gue. Yg aneh. Dan gak biasa ini🤣 yg terlalu idealis dan terlalu dalam mikirin sesuatu, sampe rasa sayang ke temen atau dari temen aja kita pikirin banget. Capekkk😂

Alhamdulillah makin gue kenal diri gue, makin gue bisa menerima. Gapapa jadi beda. Orang lain juga ga harus sama. Gapapa kita banyak ekspektasi, tapi tau batasan dan set boundaries sejauh mana kita boleh berharap. Makin kenal diri sendiri gue makin belajar juga cara handle setiap masalah dan hal2 buruk yg gue alami. Karena gue udah paham nih, hal buruk itu terjadi karena apa, dan respon apa yg paling pas untuk gue lakukan. Gue jadi tau apa yg gue butuhin ketika lagi ABC misal. Gue jadi paham gimana cara berhubungan sama orang dan sejauh apa ekspektasi yg boleh. Gak punya temen yg deep tuh gapapa. Punya 1-2 juga udah cukup kok. Dan banyak hal lainnya.

Memang betul sih hidup itu adalah wadah belajar. Untuk menemukan siapa kita, dan apa tujuan sesungguhnya dari hidup itu sendiri.


Jakarta, 24/12/24, 00:29


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

I just start my life when I met you; someone I barely knew.

A lot of coincidences happened afterwards. It's nothing but to ensure myself that coincidences are part of our destiny.

I have never imagined that you came into my life this fast; like a ray of light that shines through the clouds in my deepest mind. I just looked at you and believed that the world was new.

It was right, right from the start.

I have never wondered about a love that blooms so quick. It proves that souls don't have calendars or clocks, nor do they understand the notion of time or distance. They only know it feels right to be with one another.

______________

You are the person I've been waiting for through my 23yrs of breathing.

You are the person I had always dreamt of through my ups and downs.

You are the person I had always asked for in every pray. On every day I was passing through.

You are here, through all coincidences I have never imagined it could be so real. Through the incredibly miracle ways. Through all amazingly sweet processes. Because the steps taking were unbelievably magical.

It's out of our imagination; how things were going so right, this easy.

You are beyond enough. You are beyond my expectations bout a person I knew existed. And I feel really blessed :)

You just change my life; completely..

I can only say that I love you even more ever since. And I always will.

Ps; yeay, we're counting days! I hope all things could go as sweet as our plans. Bismillah❤️



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Jangan dipikir
Hangat kau hadir penuh desir

Jangan dilihat
Tatap kau buat selalu hebat

Jangan dinyana
Ada kau tanya tanpa suara

Itu rasa
Soal cinta kubuat parafrasa
Soal kau tiba tetiba penuh aksara ria
Tanpa gesa
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
 

Artikel di bawah ini dibuat setelah saya mengunjungi Museum ini. Awalnya, namanya terdengar asing. Namun Ayah saya sangat bersemangat menyuruh saya untuk mengunjungi tempat ini. Maklum, beliau adalah penggila seni (sekaligus seniman sih hahaha) yang selalu "mencekoki" anak-anaknya tentang segala hal berbau seni sejak saya kecil. Mulai dari pameran-pameran lukisan, galeri-galeri seni, praktik menggabar atau pun melukis, mengatur interior dan warna tembok di rumah, sampai membuat perabotan rumah tangga sendiri. Walhasil, saya pun mencintai dunia seni, khususnya seni rupa, sejak saya masih berada di sekolah dasar hehe

Aaand let's go! Museum ini benar-benar "tipe" saya. Modern, bersih, indah, dan intagram-able kata anak zaman sekarang, sih. Banyak yang bisa dilihat. Setiap detailnya diperhatikan. Dan semuanya menarik! Memang terlihat berbeda sih antara galeri seni milik kolektor biasa dengan galeri milik kolektor yang memang penggila seni dan tentunya "berada." hahaha serius deh, galeri ini unik dan bagus! (jiwa promosinya keluar hahaha)
____________________________________

Mengintip Museum Seni Unik di Kota Sejuta Bunga

Pesona karya-karya seni pemuas mata. Kejutan estetika modern yang tentu membawa Anda ke dalam fantasi kontemporer penyejuk jiwa. Museum OHD, sebuah rumah bagi penikmat seni di tengah hiruk pikuk Magelang, Kota Sejuta Bunga.

Kota Magelang tak hanya dikenal luas dengan Candi Borobudurnya yang mendunia. Bukan juga hanya dari peninggalan benda-benda pra-sejarah yang dapat Anda temui di sini. Kota kecil yang sejuk ini juga menyimpan banyak kejutan alam yang dapat dikunjungi. Mulai dari wisata air terjun, pemandangan gunung, taman rekreasi keluarga, danau dan telaga, agrowisata, olahraga air arung jeram, dan masih banyak lainnya. Namun, alam dan benda-benda prasejarah saja seakan tak cukup menjadi pesona kota di Provinsi Jawa Tengah ini. Beberapa seni dan budaya juga menjadi salah satu modal utama keunikan kota sejuta bunga.

Seni memang tidak pernah mati di mana pun dia berada. Ketika berkunjung ke Kota Magelang, cobalah mengunjungi Museum OHD. Jika Anda memang pecinta seni, di sinilah Anda akan merasa sangat bahagia, bahkan tersenyum sumringah, sejak awal Anda disambut oleh pintu gerbangnya :))


Museum unik di tengah kota Magelang ini memang belum setenar Museum Affandi yang berada di Yogyakarta. Museum ini sengaja mengambil nama pemiliknya, yaitu Oei Hang Djien. Oei Hong Djien merupakan seorang kurator seni rupa kondang mendunia. Kiprahnya di dunia seni rupa sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Beliau memang bukan seorang seniman. Namun, kejeliannya dalam menilai sebuah lukisan menjadikannya sangat tenar. Oei Hong Djien sebenarnya berprofesi sebagai seorang dokter spesialis. Gelar dokternya dia peroleh setelah bersekolah di Universitas Indonesia. Namun jangan heran bila seorang dokter spesialis yang menimba ilmu sampai negeri Belanda ini memiliki mata yang tajam untuk menilai sebuah lukisan. Oei Hong Djien sudah terbiasa dengan lukisan sejak beliau masih kecil. Ayahnya juga seorang kolektor lukisan. Sampai saat ini, Oei Hong Djien menjalani bisnis sebagai pedagang tembakau sekaligus grader untuk PT. Djarum Kudus, sebuah pabrik rokok terkenal di Indonesia.

Dinding-dinding rumah semasa kecil Oei Hong Djien dipenuhi oleh lukisan-lukisan tua zaman Belanda. Di samping sudah mencintai lukisan sejak kecil, Oei Hong Djien juga kerap mengikuti berbagai seminar tentang karya seni ketika beliau bersekolah di Belanda. Putra daerah asli Magelang ini lahir pada 5 April 1939 dan telah mengumpulkan banyak sekali lukisan maupun karya seni rupa dari seniman-seniman tenar seperti Affandi, Basoeki Abdullah, atu pun Widayat, hingga lukisan-lukisan pemula yang unik di mata beliau.

Beliau sering menjadi pembicara atau narasumber di sebuah pameran-pameran lukisan di dalam maupun luar negeri, juga menggoreskan tulisannya pada halaman pengantar dari sebuah katalog lukisan. Mengunjungi museum ini seperti menilik kehidupan banyak rupa yang tersaji melalui lukisan maupun patung kontemporer yang hadir di dalam ruang-ruangnya.

Museum OHD terdiri dari dua buah ruang, museum OHD 1 yang murni berisi lukisan-lukisan koleksi Oei Hong Djien sendiri, dan museum OHD 2 yang berisi koleksi seni rupa modern seperti patung dan boneka kontemporer dengan imajinasi yang lebih liar dari OHD 1. Museum yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro nomor 74 Magelang ini menyimpan kurang lebih 1500 lukisan di dalamnya dan memiliki luas area 400 meter persegi.


Memang ada juga fantasi yang disampaikan melalui lukisan di OHD 2. Tapi percampurannya dengan hasil karya lainnya membuat pengunjung merasa nyaman dengan penempatan yang sangat artistik dan bernilai estetik. Jika di museum OHD 1 pengunjung kerap melihat lukisan lama, kesan modern segera timbul di museum OHD 2. Memang, museum OHD 1 kebanyakan menyimpan koleksi lukisan sebelum Indonesia merdeka dan di masa-masa kemerdekaan.

Pada saat itu, seni belum mencuat sebegini nyaring. Seniman –seniman yang tenar pada waktu itu adalah seniman sastra yang menyuarakan nurani lewat tulisan. Di museum OHD 1, Anda bisa menemukan lukisan-lukisan, baik yang abstrak maupun realis, yang menggambarkan situasi sebelum dan saat kemerdekaan. Sementara di museum OHD 2, Anda dapat merasuki pikiran-pikiran liar seniman seni rupa melalui bentuk-bentuk patung, boneka, dan berbagai karya seni lainnya.

Sebelumnya, museum OHD 1 dan OHD 2 hanya untuk pembelajaran pribadi untuk keluarga dan para seniman yang ingin belajar tentang seni rupa. Sangat disayangkan pada masa lalu seni kurang diminati dan seni rupa pun tidak banyak terdengar gaungnya. Dahulu, OHD 1 dan 2 ini memfasilitasi karya-karya seniman dalam bentuk ruang pameran.

Saat ini, dibangun juga museum new OHD di jalan Jenggala, Magelang, yang telah dibuka pada 5 April 2012 sebagai perayaan ulang tahun Oei Hong Djien yang ke-73. New OHD ini masuk dalam Guinness Book of Record pada tanggal 23 April 2012 silam. Tertarik mengnunjungi museum seni rupa milik pak Oei Hong Djien ini? Datang saja setiap hari kecuali Selasa pada pukul 10.00 sampai dengan 18.00. Selamat berimajinasi!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hi, long time no blogging. I have been so busy with this life. Ini serius.

Mungkin ini tahun tersibuk, yang bisa saya pikir. Entah. Entah sibuk bekerja, berkuliah, atau sibuk berpikir. Entah bagian mana yang mendominasi. Ataukah semua?

Sebagai wanita tukang mikir--yang kadang suka mikir yang engga2--, mungkin kesibukan utama selama ini yaitu sibuk berpikir. Berpikir akan hal-hal yang mengapa terjadi dan mengapa tidak terjadi. Padahal, namanya juga hidup. Iyo, ndak? Padahal, sering lho saya menulis tentang ini pada postingan sebelumnya. Namanya juga hidup.

Tapi ndak tau ya, saya merasa sangaaaaatttt sibuk. Sampai-sampai, waktu untuk bersama keluarga saja hanya tersisa sedikit. Untuk keluarga saja sedikit, bisa terbayang waktu untuk sekedar me-time, kan? Yesss, hampir nihil. Buat apa aja sih waktunya? Saya pun juga sebenarnya tidak bisa mem-breakdown nya dengan jelas. Entah apa yang sedang saya lakukan dan rasakan sekarang. Hambar. Namun melelahkan. Pudar. Namun membingungkan.

Hahaha ini apa ya. Mulai deh kumat.

Hemm. Pernah nggak merasakan rasa jenuh, lelah, letih, yang sangaaaaatttt luar biasa sampai pada titik kalian ingin cuti saja dari hidup selama satu bulan? Pernah? Hahaha ini aneh, tapi rasanya sih seperti itu. Saya ingin cuti hidup :(

Usia segini ternyata lelah ya. Mungkin ini masa transisi. Mungkin rasanya seperti dahulu saya transisi dari SD beranjak remaja di SMP. Nah, ini dari remaja kemudian menjadi dewasa (mudah-mudahan sih :p). Banyak sekali pertimbangan, keraguan, ketakutan yang saya pikirkan. Kadang, sampai deg-degan sendiri, loh. Sampai nangis dan sampai ketakutan, bahkan terbawa ke dalam mimpi hahaha. Takutnya benar-benar seperti sedang dikejar anjing di perumahan. Hahahaha. Idk. Sounds lebay buuutttt gak tau deh. Rasanya ya seperti itu hahaha

Memang, saya aneh kok. Saya tau. Saya menyadari itu. Huft. Ya tapi bagaimana? Segalanya terkesan sibuk, dan membuat takut. Berbagai hal. Pekerjaan, karir, keluarga, perkuliahan, kehidupan sosial, ekonomi, ekspektasi diri di masa depan, percintaan, hubungan dengan Tuhan. Semua membuat bingung. Hmmm. Semua hal menciptakan beribu pertanyaan, yang jawabannya hanya akan didapat jika saya melakukannya. Namuuuun, sebelum bisa melakukannya, banyak hal yang saya pertimbangkan dan pikirkan. Itu yang membuat sulit.

Gundah, lelah.

Ada apa ini? Apa ini sindrom 23-sekian tahun, ataukah hanya saya yang merasakannya?

Serius deh. Capek banget rasanya. Sok sibuk padahal kalau dibreakdown ya sibuk sih tapi gak sesibuk Raffi Ahmad lah. Kenapa ya?

Semoga ke-ngga jelasan ini segera berakhir. Saya harap, sih.

Gapap kok sekarang begini. Mungkin pikirannya harus dipositifin dulu.

Gapapa kok, mungkin ini memang proses.

Gapapa. *lambai tangan ke kamera*

#edisicurhat

-AR-

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Bukan, itu bukan gambar saya. Itu adalah satu dari karya-karya murid Ayah saya. Ya, Ayah saya seorang guru lukis, sejak sebelas tahun lalu.

Naik turunnya roda kehidupan membuat warnanya beragam. Banyak yang telah Ayah saya--keluarga saya--lalui selama berpuluh tahun menjalaninya. Naik-turun, maju-terhenti, lengkap. Sampai pada akhirnya, Ayah merasa nyaman--dan tentunya penuh syukur--dengan aktivitasnya saat ini; menjadi seorang guru :)

Beruntungnya saya, kontras kehidupan pernah saya alami. Hal itu menjadi hal yang sangat berharga, belajar melihat kehidupan dari atas dengan cakupan yang lebih luas. "Jadi manusia itu harus pandai melihat kehidupan dari sudut pandang helikopter. Kita bisa clear melihat dunia, bahkan pada sisi terkecil yang kadang terlewat." Itulah yang Ayah saya selalu terapkan kepada keluarga.

Perubahan keadaan keluarga yang cukup drastis, dulu, nampaknya cukup berpengaruh terhadap situasi internal kami. Namun, Ayah selalu menerapkan ilmu syukur yang wajib dibiasakan sejak kecil terhadap semua hal yang didapat. Apapun, berapapun. Semua datangnya dari Dia, dan semua sudah menjadi kehendak-Nya. Yang pasti, semua memiliki makna untuk menjadi arahan masa depan, dan tentunya modal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Hidup ini penuh warna, serta lapisan. Untuk menikmatinya, kita harus peka untuk bisa melihat lapis demi lapis keberkahan yang dberikan oleh Allah SWT.

Saya harus jadi lebih baik.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About me

About Me

Hi, I'm Ashila Ramadhani, and welcome to my blog. Most of my previous posts were filled with my random thoughts, poems, and life-stories, but I'm trying to make this blog more meaningful :p from now on, I will fill it with my other (useful) thougts, my life-changing-experiences, my artworks, and my traveling experiences. Enjoy it!

Get Connected

  • LinkedIn
  • Facebook
  • Pinterest
  • Instagram

Categories

  • thoughts

recent posts

INSTAGRAM

@ashilaramadhani

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  July (2)
      • Tak Jadi Hujan
      • Ruang yang Tak Jadi Apa-Apa
  • ►  2024 (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2016 (10)
    • ►  October (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2015 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (3)
    • ►  December (3)
  • ►  2013 (14)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2011 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates